3 Jan 2014

Mencontoh dari Tarbiyah Unggul Rasulullah

Rasulullah saw tidak mempunyai manhaj selain Al Qur’an. Baginda tidak mempunyai universitas, institut ataupun sekolah untuk mendidik selain mesjid. Murid-muridnya adalah Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan sahabat-sahabat lainnya.

Dari madrasah itulah peradaban Islam bermula untuk mengubah dunia dengan manhajnya.

Adakah kita melihat sebuah madrasah yang lebih bersih dan lebih cerdas dari madrasah itu?

Satu kaum yang duduk di atas pasir. sekolahnya hanya dihamparkan oleh pelepah kurma dan mereka sering dibasahi oleh hujan sambil menunggu sesuatu yang turun dari langit.

Pembatasnya adalah iman manakala kesatuan hati menambah ikatan mereka. Mereka adalah para pengembala kambing tanpa alas kaki dan dengan pakaian yang bersahaja, namun mereka menjadi berwibawa dengan agama ini.

"Padahal kekuatan (kewibawaan) itu hanyalah milik Allah, RasulNya dan kaum Mukminin. Akan tetapi orang-orang munafik tidak mengetahuinya. " (QS Al Munaafiquun : 8 )

Dari madrasah itulah lahir orang yang :

1. Paling cerdas yang pernah dikenali oleh dunia.
2. Menjadi guru dunia dalam segala keutamaan dan ilmu pengetahuan.

Itulah madrasah yang :
1. Dicurahkan Rahmat kepadanya.
2. Dibacakan padanya ayat-ayat.
3. Bersinar di dalamnya cahaya RabbulAlamin.

Sehingga kemudiannya alumninya menjadi guru-guru kepada dunia.

Ada beberapa pertanyaan yang melekat di dalam pikiran kita tentang generasi yang ditarbiyah secara langsung oleh Rasulullah saw itu :
- Apa yang mereka mimpikan?
- Apa yang mereka fikirkan?
- Apa yang mereka inginkan?
- Seberapa jauh cita-cita kelompok yang berkumpul secara sembunyi-sembunyi itu dan bermunajat secara perlahan-perlahan?

Tidak ada yang mereka inginkan selain :
- Mengisi kepala-kepala manusia dengan akal yang baru.
- Menegakkan agama islam di muka bumi.
- Mengulangi pembangunan seluruh manusia.
- Menghubungkan antara langit dan bumi sambil mengatakan, "Kepada Mu kami mengabdi diri dan kepada Mu pula kami memohon pertolongan. "
- Memberi petunjuk kepada manusia dengan izin Rabb mereka kepada aturan baru dan kemanusiaan baru.
- Menghimpun hati manusia untuk menuju kepada Tuhan manusia.
- Memasukkan perasaan baru di hati manusia yang kemudiannya membentuk mereka menjadi umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, sebagaimana yang dikehendaki oleh Rabb manusia.

Itu semua dilakukan dengan tarbiyah yang bertumpu kepada tiga tonggak yang dengannya mereka merealisasikan pengabdian kepada Allah, Rabb sekalian alam.


Ketiga-tiga tonggak itu adalah :

P e r t a m a : Membentuk Iman Yang Sempurna

I m a n yang sempurna adalah iman yang membersihkan segala tujuan melainkan hanya membentuk anak didik.

Mereka telah mendengar seruan lalu mereka berlari menuju Allah sambil menjadikan `Laa ilaaha illallah' sebagai syi'ar mereka seraya menganggap kecil segala
sesuatu selain kalimah itu. Mereka tidak tertarik dengan peradaban Parsi dan Romawi serta tidak pula berminat dengan kemajuan materialistik kedua-dua peradaban tersebut pada masa itu.

Mereka juga tidak disibukkan oleh kemajuan ilmu yang dicapai oleh orang sebelum mereka kerana orang-orang itu mempertuhankan sesuatu selain Allah.

Bangsa Parsi, betapapun mereka mencapai kemajuan, namun mereka berada dalam kesesatan kerana mereka menyembah syahwat dan hawa nafsu mereka sedangkan ‘ahlul-kitab’ adalah sesat kerana mereka menjadikan para pendita dan para pemuka agama mereka sebagai tuhan, selain Allah dan oleh kerana itu, apa yang ada di bumi ketika itu beredar dalam orbit kesesatan apabila mereka tidak mengambil petunjuk dan cahaya Allah swt.

Begitulah mereka memandang peradaban yang ada di sekitar mereka kerana memang demikianlah madrasah Rasulullah saw mengajarkan mereka.

Madrasah itu telah mengajar dan mendidik mereka bahwa :

1. Mereka berada dalam kebenaran yang nyata disebabkan mereka telah membersihkan diri dari penyembahan yang sesat berdasarkan hawa nafsu dan syahwat mereka dan mempersembahkan semua itu kepada Allah swt.
2. Mereka tidak beribadah kepada selain Allah.
3. Mereka tidak tunduk kepada selain Allah.
4. Mereka tidak bersandar selain kepada Allah.
5. Mereka tidak memohon selain kepada Allah.
6. Mereka tidak merasakan kenikmatan selain ketika mereka merasa dekat dengan Allah.
7. Mereka tidak merasakan penderitaan kecuali dengan dosa yang mereka lakukan akibat jauh dari Allah.

Perkara-perkara itulah yang menyatukan hati mereka setelah mereka mengetahui bahwa bumi ini akan Allah wariskan kepada orang yang Dia kehendaki dan bahwa kesudahan yang baik adalah milik orang-orang yang bertaqwa.

Maka padamlah segala sekatan pembeza yang ingin mengoyakkan kumpulan mereka dan berpotensi merenggangkan antara satu hati dari hati yang lainnya karena
memang mereka telah tergosok dengan gosokan yang baru.

"(berpegang teguhlah) Tali Allah. Dan siapakah lagi yang lebih baik celupannya dari pada (tali) Allah." (QS Al Baqarah : 138)



K e d u a : Cinta yang teguh, Persatuan Hati Dan Keterpaduan Ruhani

Atas perkara apakah mereka berselisih?

- Adakah disebabkan oleh sedikit keuntungan dunia?
- Adakah disebabkan oleh perbedaan peringkat, pangkat dan gelaran?

padahal mereka mengetahui : "Sesungguhnya orang yang paling mulia dari kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa." (QS Al Hujuraat : 13)

Tidak ada faktor-faktor yang membuatkan mereka (para pembina sejarah dan peradaban rabbani itu) berpecah dan persatuan mereka terkoyak.

Maka, oleh yang demikian, mereka bersatu dan menjadi saudara di jalan Allah. Tidak ada seorang pun yang menghina yang lainnya. Bahkan masing-masing mencintai saudaranya itu melebihi cinta kepada dirinya sendiri karena mereka membaca firman Allah swt :

"Katakanlah jika bapa-bapamu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, keluargamu, harta yang kamu kumpulkan, perdagangan yang kamu kuatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai dari pada Allah, RasulNya, dan jihad di jalanNya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan siksaNya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik." (QS At-Taubah : 24)

- Cinta mereka di jalan Allah.
- Benci mereka karena Allah.
- Mereka memberi karena Allah.
- Tidak memberi juga karena Allah.

Begitulah tujuan kita ditarbiyah ini bukan?

K e t i g a : Ia Dibina Untuk Berkorban Sehingga Mendorong Mereka Untuk Mempersembahkan Segala Yang Mereka Miliki Kepada Allah SWT

Ini berlaku apabila ada di antara mereka yang merasa keberatan untuk menerima `ghanimah' (harta rampasan perang) yang dihalalkan oleh Allah sehingga Allah swt menurunkan ayat : "Makanlah dari sebahagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu sebagai makanan yang halal lagi baik." (QS Al Anfal : 69)

Jadi, dalam perkara yang halal sajapun mereka amat berhati-hati dan meninggalkannya karena menginginkan kebersihan perhitungan dari Allah.

Mereka ingin bahwa dalam amal mereka tidak akan tercemar dengan debu-debu kecintaan terhadap dunia.

Dengan cara itu mereka keluar dari :
- Kehinaan menuju kejayaan.
- Keterasingan menuju persatuan.
- Kebodohan menuju ilmu.

Merekalah pembangun peradaban dan pemberi petunjuk kepada manusia dalam arti kata yang sebenarnya dan semua itu mereka peroleh dari pensucian (tazkiyah) yang dilakukan oleh Rasulullah saw.

Ya Allah, tetapkanlah kami di atas jalan dakwah ditarbiyah ini kerana dengan melalui madrasah inilah Rasulullah saw berjaya membentuk ruh yang baru dan ummat yang terbaik yang menyeru manusia kepada penghambaan yang sepenuhnya kepada Rabb dan Illah yang Esa serta mencegah manusia dari terjebak ke dalam jeratan-jeratan iblis dan thaghut yang menyesatkan mereka

Aamin ya robul Alamiin


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar