Terbukanya penghalang antara kita dengan Allah adalah sumber ketenangan dan kebahagiaan hidup.
Ketika penghalang telah terbuka, semua yang kita alami hanyalah nikmat belaka. Betapa tidak, dalam setiap keadaan, kita akan merasakan kehadiran Allah Azza wa Jalla.
Lebih jauh lagi, kita akan "m e l i h a t" Allah dalam setiap kejadian. Inilah keindahan yang tidak bertepi.
Adalah sesuatu yang boleh difahami apabila Rasulullah saw mengungkapkan keheranannya terhadap orang-orang Mu'min, orang yang telah terbuka penghalangnya karena semua perkara yang dialaminya sentiasa berbuah kebaikan.
1. Apabila diberi kenikmatan ia bersyukur dan syukur itu baik baginya.
2. Ketika ia diberi ujian, ia bersabar dan sabar itu adalah kebaikan baginya. Dengan sabar ia pun akan lebih dekat lagi dengan Allah Swt.
Orang yang telah ma'rifat dan terbuka penghalangnya, hatinya akan dipenuhi keyakinan bahwa Allah akan sentiasa menolongnya.
Orang yang telah ma'rifat dan terbuka penghalangnya, hatinya akan dipenuhi keyakinan bahwa Allah akan sentiasa menolongnya.
Lihatlah bagaimana ketika Da'tsur menghunuskan pedangnya ke leher Rasulullah saw : "Wahai Muhammad, siapakah yang akan menolongmu sekarang? Dengan penuh yakin beliau menjawab, Allah!"
Seketika itu juga Da'tsur tergetar hatinya dan pedangnya terus terjatuh.
Rasulullah, dengan izin Allah, mampu melakukan perkara tersebut kerana baginda tidak ada lagi penghalang dengan Allah. Keyakinan baginda Rosululllah SAW lah yang mendatangkan pertolongan Allah. Kata-kata baginda begitu "kuat" dan sangat membekas dihatinya.
Ciri khas orang yang telah ma'rifat adalah lebih fokus kepada yang tersirat dari yang tersurat. Hatinya akan lebih tertambat kepada Allah daripada cintanya kepada makhluk. Bisa jadi penglihatannya sama dengan orang lain namun ada nilai tambah dari penglihatannya tersebut.
Seketika itu juga Da'tsur tergetar hatinya dan pedangnya terus terjatuh.
Rasulullah, dengan izin Allah, mampu melakukan perkara tersebut kerana baginda tidak ada lagi penghalang dengan Allah. Keyakinan baginda Rosululllah SAW lah yang mendatangkan pertolongan Allah. Kata-kata baginda begitu "kuat" dan sangat membekas dihatinya.
Ciri khas orang yang telah ma'rifat adalah lebih fokus kepada yang tersirat dari yang tersurat. Hatinya akan lebih tertambat kepada Allah daripada cintanya kepada makhluk. Bisa jadi penglihatannya sama dengan orang lain namun ada nilai tambah dari penglihatannya tersebut.
Dipuji atau dicaci, mempunyai uang atau tidak mempunyai uang sama saja bagi mereka. Ia tidak mempersoalkan kaya atau miskin, cantik atau tidak, karena ia yakin bahwa semuanya ada dalam kekuasaan Allah. Semuanya mengandungi kebaikan yang akan mendekatkannya kepada Allah. Alangkah indahnya jika kita termasuk salah seorang dari mereka.
Terbukanya penghalang menjadi sumber ketenangan dan kebahagiaan hidup, begitu juga sebaliknya, tertutupnya hijab dan butanya hati dari mengenal Allah akan menjadi sumber kesengsaraan dan nestapa dalam hidup.
Kecemasan, kedangkalan fikiran, kemarahan, stres, kerendahan harga diri serta ketidaktenangan akan lahir bila kita lebih fokus kepada makhluk dibandingkan kepada Allah Al Khalik.
Ibnu Atha'illah mengungkapkan bahwa : "Sesungguhnya yang menyebabkan kerisauan hati dari segala sesuatu itu disebabkan kerana mereka masih terhijab (tidak melihat Allah dalam apa yang mereka lihat), tetapi andaikata mereka telah "melihat" Allah dalam setiap sesuatu, pastilah hatinya tidak lagi merasa risau."
Bagaimana agar kita boleh mencapai ma'rifat?
Bagaimana kita boleh menyingkap penghalang diri?
Setiap orang memiliki penghalang yang berbeda-beda :
P e r t a m a :
Ada orang yang terhalang karena harta. Cirinya, ia sangat takut akan kehilangan harta manakala hati dan fikirannya hanya disibukkan oleh harta. Latihan menyingkapnya adalah dengan banyak memberi, usahakan supaya dapat memberi apa yang disenangi atau disukai oleh kita.
K e d u a :
Ada pula yang terhalang oleh kedudukan. Cirinya bangga terhadap kedudukan yang disandang dan sangat takut kehilangannya. Maka cara membukanya adalah menanamkan keyakinan bahwa jabatan adalah amanah yang mesti dipertanggungjawabkan. Imam Al Ghazali memberi contoh di saat kita sedang berada di puncak karier, kita tidak perlu segan-segan memungut sampah, membawakan barang-barang di pasar dan sebagainya. Sesuatu yang dianggap orang pekerjaan yang hina.
K e t i g a :
Ada pula yang penghalangnya kecintaan yang berlebihan terhadap pasangan hidup, anak, keluarga, ilmu atau pun lawan jenis yang belum halal baginya. Bahkan ada pula yang hijabnya berlapis-lapis. Oleh yang demikian, maka usaha untuk membuka hijabnya akan menjadi sesuatu yang luar biasa beratnya.
Sebagai intipatinya, penghalang dunia latihannya ialah dengan :
- Zuhud.
- Ibadah.
- Doa.
Berlatihlah untuk banyak mengingati Allah, di mana dan bila-bila masa pun. Fahamilah keutamaannya. Dalam melihat apa pun, sentiasalah kaitkan dengan Allah dan jangan hanya kepada makhluk.
Terbukanya penghalang menjadi sumber ketenangan dan kebahagiaan hidup, begitu juga sebaliknya, tertutupnya hijab dan butanya hati dari mengenal Allah akan menjadi sumber kesengsaraan dan nestapa dalam hidup.
Kecemasan, kedangkalan fikiran, kemarahan, stres, kerendahan harga diri serta ketidaktenangan akan lahir bila kita lebih fokus kepada makhluk dibandingkan kepada Allah Al Khalik.
Ibnu Atha'illah mengungkapkan bahwa : "Sesungguhnya yang menyebabkan kerisauan hati dari segala sesuatu itu disebabkan kerana mereka masih terhijab (tidak melihat Allah dalam apa yang mereka lihat), tetapi andaikata mereka telah "melihat" Allah dalam setiap sesuatu, pastilah hatinya tidak lagi merasa risau."
Bagaimana agar kita boleh mencapai ma'rifat?
Bagaimana kita boleh menyingkap penghalang diri?
Setiap orang memiliki penghalang yang berbeda-beda :
P e r t a m a :
Ada orang yang terhalang karena harta. Cirinya, ia sangat takut akan kehilangan harta manakala hati dan fikirannya hanya disibukkan oleh harta. Latihan menyingkapnya adalah dengan banyak memberi, usahakan supaya dapat memberi apa yang disenangi atau disukai oleh kita.
K e d u a :
Ada pula yang terhalang oleh kedudukan. Cirinya bangga terhadap kedudukan yang disandang dan sangat takut kehilangannya. Maka cara membukanya adalah menanamkan keyakinan bahwa jabatan adalah amanah yang mesti dipertanggungjawabkan. Imam Al Ghazali memberi contoh di saat kita sedang berada di puncak karier, kita tidak perlu segan-segan memungut sampah, membawakan barang-barang di pasar dan sebagainya. Sesuatu yang dianggap orang pekerjaan yang hina.
K e t i g a :
Ada pula yang penghalangnya kecintaan yang berlebihan terhadap pasangan hidup, anak, keluarga, ilmu atau pun lawan jenis yang belum halal baginya. Bahkan ada pula yang hijabnya berlapis-lapis. Oleh yang demikian, maka usaha untuk membuka hijabnya akan menjadi sesuatu yang luar biasa beratnya.
Sebagai intipatinya, penghalang dunia latihannya ialah dengan :
- Zuhud.
- Ibadah.
- Doa.
Berlatihlah untuk banyak mengingati Allah, di mana dan bila-bila masa pun. Fahamilah keutamaannya. Dalam melihat apa pun, sentiasalah kaitkan dengan Allah dan jangan hanya kepada makhluk.
Ya Allah, bukakanlah pintu hati kami sehingga kami dapat melihat segala sesuatu yang tersurat itu perkara-perkara yang tersirat karena hanya dengan memahami sesuatu yang tersirat sajalah hati-hati kami akan menjadi redha dengan segala ketentuan Mu dan bersyukur dengan segala kurniaan-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar